Berita

Revitalisasi Pasar Berbuah Sepasar Pedas

NEW MALANG POS – 5000 (lima ribu) revitalisasi bangunan fisik pasar tradisional (sekarang disebut pasar rakyat), merupakan program dari pemerintah pusat. Di Kota Malang sendiri, sejak tahun 2016 berturut-turut ada 8 (delapan) pasar rakyat yang sudah berhasil direvitalisasi. Yaitu, pasar Oro-orodowo, pasar Comboran Baru Timur, pasar Bareng, pasar Gadanglama, pasar Bunulrejo, pasar Klojen, dan pasar Sukun. 2 (dua) pasar rakyat yang saat tulisan ini dibuat, sedang direvitalisasi yaitu, pasar Kasin dan pasar Mergan. Tidak ketinggalan pasar rakyat yang di-kerjasama-kan dengan pihak swasta adalah pasar Dinoyo.

Anggaran biaya yang digunakan untuk merevitalisasi pasar-pasar ini tentunya sangat besar, sampai miliaran rupiah. Karena program ini adalah program pembangunan fisik, terasa gampang-gampang saja, mudah, anggaran ada. Lalu pertanyaan besarnya, Sumber Daya Manusia (SDM)-nya selaku pengguna pasar rakyat pasca revitalisasi diapakan ?..

Untuk menjawab pertanyaan ini, butuh waktu yang tidak pendek, butuh proses. Karena memang tidak mudah merevitalisasi mindset (pola pikir) para pelaku pasar rakyat. Tidak semudah merevitalisasi bangunan fisiknya. Terutama kepada para pedagang selaku pengguna bangunan fisik pasar rakyat. Untuk merubah mindset pedagang pasar rakyat agar mempunyai daya saing dengan kompetitornya, yaitu pasar modern, supermarket, dan minimarket, maka muncullah gagasan inovasi, membentuk kegiatan Sekolah Pasar.

Sebagaimana SK. Kepala Dinas Perdagangan (waktu itu), Nomor : 511.2/18.1/35.73.317/2017 tanggal 7 Maret 2017 tentang Pembentukan Tim Kegiatan Sekolah Pasar Rakyat. Sebagai rule modelnya ada di pasar Oro-orodowo. Bagi pedagang pasar, sangat awam sekali, apa itu Sekolah Pasar. Yang mereka pahami cuma mereka berdagang di pasar, berjualan di pasar, bukan bersekolah.

Untuk menyiasati pedagang pasar agar paham dan mengerti apa itu Sekolah Pasar, selaku pemangku pengelolaan pasar rakyat dalam hal ini Bidang Pengelolaan Pasar Rakyat (waktu itu Bidang PPR Disdag 2018), mengajaklah tokoh-tokoh pedagang yang berpengaruh untuk berdiskusi, ngobrol non formal tentang ; kegiatan Sekolah Pasar, tempat sekolahnya, sekaligus kurikulumnya. Dari hasil ngobrol non formal inilah, mengerucut bahwa kegiatan Sekolah Pasar perlu direalisasikan. Tempatnya di pasar 90%, di dalam ruangan 10%.

Kurikulumnya/pelajarannya yang ada kaitan langsung dengan penyelenggaraan pasar rakyat. Seperti ; penataan barang dagangannya, kebersihan tempat berjualannya, kejujuran dalam timbangannya, barang dagangan bebas dari bahan berbahaya, perilaku pedagang dalam melayani pelanggan dan lain-lannya. Pada intinya, kegiatan Sekolah Pasar agar pedagang cerdas dalam membaca peluang dan tantangan di era perdagangan bebas seperti sekarang ini. Agar pedagang memiliki daya saing yang tinggi.

Ketika ada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia (Kementerian PANRB) Nomer 5 Tahun 2019 tentang Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik di Lingkungan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara, dan Badan Usaha Milik Daerah, maka inovasi Sekolah Pasar ini diajukan oleh Pemerintah Kota Malang untuk mengikutinya. Setelah sebelumnya melalui hasil seleksi penilaian proposal yang telah dilakukan oleh Tim Penilai Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik Provinsi Jawa Timur (Kovablik Jatim 2019).

Untuk mengikuti kompetisi inovasi ini, judul proposal dibuat semenarik mungkin, dan unik. Agar Tim Penilai tertarik untuk membaca dan menilai, sehingga lulus seleksi. Maka dibuatlah judul proposal inovasi “Sepasar Pedas” singkatan dari Sekolah Pasar Pedagang Cerdas. Hingga sampai pada pelaksanaan presentasi dan wawancara dalam Kovablik 2019 menuju 99 Top inovasi Indonesia, pada Rabu tanggal 4 September 2019 bertempat di Hotel Mercure Mirama Surabaya.

Bahwa ternyata ada kabar Inovasi Sepasar Pedas masuk Top 99 Inovasi, sebagaimana dituangkan dalam Keputusan Kementerian PANRB Nomer : 189 Tahun 2020 tentang Top 99 Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2020 dan 15 Finalis Kelompok Khusus Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik tahun 2020, maka Tim Inovasi Sepasar Pedas berkolaborasi dengan Bagian Organisasi Pemkot Malang. Untuk semakin memacu dan bekerja lebih keras lagi agar bisa mengantarkan Inovasi ini tembus sampai ke 45 Top Inovasi tingkat nasional. Kita semua bersyukur ternyata capaian Inovasi Sepasar Pedas ini, justru ditengah-tengah menghadapi dan melawan virus corona covid-19, telah berhasil menorehkan prestasi bagi Kota Malang.

 Adalah Bapak Wali Kota Malang mengantarkan inovasi Sepasar Pedas ke puncak prestasinya, setelah terlebih dahulu melaksanakan presentasi dan wawancara dihadapan Tim Panel Independen Kementerian PANRB pada hari Kamis tanggal 9 Juli 2020 secara virtual live, karena dalam masa pandemi covid-19. Setelah melewati masa-masa menentukan untuk mencapai 45 Top inovasi, maka pada tanggal 23 Juli 2020, keluarlah Pengumuman dari Kementerian PANRB Nomor : 192 Tahun 2020 tentang Top 45 Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2020 dan 5 Pemenang Outstanding Achievement Of Public service Innovation 2020 Kompetisi Pelayanan Publik di Lingkungan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, BUMN, dan BUMD tahun 2020. Sepasar Pedas, masuk 45 Top Inovasi Indonesia kategori Pemberdayaan Masyarakat. Dalam hal ini adalah masyarakat yang berprofesi sebagai pedagang di pasar rakyat Kota Malang.

Lalu untuk tujuan apakah inovasi Sepasar Pedas ini dibuat? Tujuan utama inovasi Sepasar Pedas adalah meningkatkan kompetensi dan daya saing tinggi bagi pedagang pasar rakyat di tengah-tengah persaingan pasar bebas dan perdagangan global terutama dari serbuan pasar modern. Disamping itu, inovasi Sepasar Pedas untuk menyempurnakan program revitalisasi bangunan fisik pasar yang sedang gencar dilaksanakan pemerintah pusat dari sisi perilaku pedagang. Sedangkan keunikan inovasi Sepasar Pedas diantaranya ; Berawal dari jagongan bareng antara pengelola pasar dan pedagang, fokus membenahi perilaku dan pengetahuan pedagang, formatnya praktis dan efisien, tidak memerlukan anggaran besar selama komitmen bersama itu ada dan terjaga. Karena inovasi ini adalah kunci akselerasi untuk mewujudkan pembangunan yang menyejahterakan dan berkelanjuatan. (*)

 

sumber: newmalangpos.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.