Karena minggu-minggu ini beberapa pemda lagi demam SAKIP, maka saya akan bercerita tentang SAKIP dulu aja. Kalau tanya Kabag Organisasi yang barusan lewat, Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah alias (SAKIP) belum terimplementasikan dengan baik. Hingga saat ini SAKIP saat usia-nya sudah tiga belas tahun manfaat dari laporan atas AKIP belum bisa dirasakan. Hasil evaluasi SAKIP yang dilakukan oleh Menpan dan RB untuk level pemerintah daerah menunjukkan bahwa hanya beberapa pemda, yang mendapatkan nilai B (65-75), Pemda-Pemda mendapat nilai CC (50-65), selebihnya…anda bisa membayangkan sendiri.
Maksud dari kebangkitan kembali web ini juga karena adanya keinginan untuk menjawab beragam pertanyaan dari teman-teman di pemerintah daerah khususnya teman-teman di Pemkot Malang saat pendampingan penyusunan paparan SAKIP kemarin. Paling tidak saya tidak perlu mengulang-ngulang jawaban. banyak juga yang tanyakan tentang SAKIP, Perjanjian Kinerja, SP-SOP, Anjab-ABK, Yanblik, KBK, perubahan Tupoksi, SPM, Survey Kepuasan Masyarakat, Standart Kompetensi Manajerial, Klas Jabatan, Reformasi Birokrasi dan uneg-uneg yang gak ada hubunganya dengan pekerjaan. Bagi teman-teman juga bisa langsung membaca dan tidak perlu mengingat-ingat sewaktu-waktu ada yang terlupa untuk di tanya. Selain itu, web ini juga diharapkan menjadi ajang silaturahmi bagi seluruh teman di pemda yang pernah berdiskusi dengan saya saat bersua di acara paparan evaluasi SAKIP Pemerintah Provinsi Jawa Timur kemarin. Harapannya tentu tidak hanya sebatas itu. Tapi lebih pada bagaimana web ini memunculkan sebuah kekuatan komunitas untuk berkontribusi dalam meningkatkan kinerja pemerintah daerah. Termasuk menjaga motivasi diri supaya tetap mampu menyalurkan energi positif bagi perbaikan organisasi tempat saya bekerja.
Sakip yang bisa diimplementasikan hanya dianggap sebuah gagasan. PNS itu tidak semuanya pelaku, karena sebagiannya adalah korban. Banyak tunas-tunas PNS yang siap melakukan perbaikan. Baik itu dengan lisan, hati ataupun perbuatan. Tidak suka melihat anggaran dipermainkan dan tidak suka memahalkan biaya suatu pekerjaan. Kami sadar, bahwa sebagian dari penghasilan, adalah hasil subsidi silang kesemrawutan realisasi dan anggaran. Tetapi kami harus mensyukuri segala nikmat dan keadaan, karena kami yakin, di atas sana pasti ada Tuhan yang mendengarkan.
Sekian sedikit sakipstory dari saya, semoga ada manfaatnya…..